Kita harus mengalami kegagalan itu supaya kita lebih hebat lagi, lebih bagus kita mengalami kegagalan di awal ketimbang ketika kita sudah di atas karena kita akan sulit menerimanya.
Tampilkan postingan dengan label cerita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerita. Tampilkan semua postingan
Minggu, 30 Oktober 2011
Precious moment with Denny Sumargo
Tidak peduli dari mana asal kalian, Tidak peduli siapa orang tua kalian, jangan pernah berhenti berusaha dan jangan pernah berhenti untuk lebih baik sejak hari ini...
Kamis, 17 Februari 2011
Foto Einstein Menjulurkan Lidah, Apa maksudnya ya !!!

Mungkin Anda sering melihat foto Albert Einstein yang satu ini. Einstein menjulurkan lidah yang mudah kita temui di cover majalah, poster dan kaos. Foto tersebut diambil oleh fotografer (Arthur Sasse) pada 14 Mar 1951 di Princeton pada acara ulang tahun ke 72. Foto yang lengkap (aslinya) adalah Einstein sedang duduk di kursi belakang mobil bersama Dr Fank Aydelotte dan istrinya.
Mengapa Einstein menjulurkan lidah?
Yah, inilah pertanyaan banyak orang mengenai foto tersebut. Sebagian orang menganggap bahwa agar genius, maka kita harus mengeluarkan lidah dengan rambut yang acak-acakan.
Hm…hanya mitos..
Sebenarnya pada saat itu, Albert Einstein dan Aydelotte baru saja pulang dari acara penghargaan Einstein. Meskipun Einstein sudah duduk di kursi mobil, masih saja reporter dan fotografer mengejar dia. Para wartawan berusaha menahan Einstein, dan Einstein berteriak : “Ini cukup. Ini cukup!”. Namun dasar wartawan, tetap saja mengajukan pertanyaan dan para fotografer terus mengambil gambarnya bersama kerabatnya. Ketika wartawan meminta kesediaan Einstein untuk mengabadikan foto ulang tahunnya, akhirnya iapun menjadi letih dan kesal, lalu ia menjulurkan lidahnya, dengan nada mengejek. Pada saat itu, Arthur Sasse sempat mengabadikan foto Einstein tersebut.
Meskipun demikian, Einstein sangat menyukai foto itu. Ia memotong foto tersebut, sehingga hanya tampak dia sendiri (tanpa memunculkan Aydelotte dan istrinya). Einsteinpun memperbanyak foto tersebut dan mengirim ke teman-temannya.
(Taken From Viva Forum)
www.isihatirevaival.blogspot.com
Sabtu, 12 Februari 2011
Funny Story

It was my lucky day that a Scotsman visited a souvenir shop where I worked, in my first working day. He was looking around paintings on the wall. I wondered when he stopped in front of a painting and watching it for more than ten minutes.
‘How much is this?’, he asked, spoke easily to understand.
‘That is Rp 200,000’ I answered.
‘It's too expensive,’ said the man, ‘I don't have much money. I have Rp 100,000 left. Can I offer?’
‘Sure. I am asking my boss.’
Then my boss came. He said to the man, ‘I'm sorry, sir. He is my new shopkeeper. He isn't known the price very well. The right price is Rp 550,000. You can offer it, anyway.’
‘Hmm. well, I offer Rp 400,000 for the painting. I don't have much money,’ the foreigner repeated his utterance before.
‘Rp 450,000. That's last price,’ my boss offered.
After several minutes the Scotsman still defended his offer. At last, my boss gave in. The man paid and held the painting. He watched it once again before covering the picture. He turned it. All at once, he saw a list price at the back of the frame. It was labeled ‘Rp 400,000’.
Senin, 22 November 2010
Tarakan Undercover: Angkringan di persimpangan Karang Anyar

Pukul 11.00, Malam dingin mengitari Kota Tarakan. Seusai siaran di salah satu radio swasta di Tarakan, Seorang teman mengajakku merasakan Nasi Goreng 5000 (sesuai namanya, nasi goreng hanya seharga 5000 seporsi) di sebuah angkringan* persimpangan Karang Anyar. Aku langsung tertarik, Nasi Goreng apaan, cuman limaribu perak? Setahuku Nasi goreng yang dijual di Tarakan paling kurang sepuluh ribu, itupun belom yang spesial, juga blom termasuk minuman penyegarnya.
Naik sepeda motor membuat tubuhku semakin dingin. Kami tak peduli, maklum anak muda, masalah dingin dan kesehatan urusan kesekian, yang penting tujuan tercapai. Kami melintasi Jalan Pasir Putih kemudian Karang Anyar, tempat Nasi Goreng 5000 berada. Beberapa puluh menter menjelang jalan besar,Jl. Jendral Sudirman, yang memisahkan Karang balik dengan Karang Anyar, temanku melambatkan laju kendaraan. Sebelah kiri, sebuah pondok kecil dengan penerangan seadanya terlihat. Dari persimpangan, aroma Nasi Goreng mulai tercium. Dalam keadaan laper seperti ini,jenis aroma Makanan apapun bisa tercium dari jarak jauh :)
Aku melihat tenda dan dua gerobak angkringan. Temanku memarkir kendaraan, begitu banyak ragam orang terlihat. Mahasiswa, pekerja bangunan (terdeteksi dari aroma keringatnya), anak nongkrong, hansip jaga malam, sampai polisi patrolipun ikut nimbrung. cuma satu makanan bisa dipesan: Nasi Goreng 5000, dengan beberapa "opsi" tambahan kerupuk, cabe rawit ijo, kecap manis dan sambel. Plus air putih yang bisa dinikmati sepuasnya, khususnya yang tidak tahan pedasnya cabe rawit ijo.
Satu hal yang tidak kecil di sana, yaitu antrian. Kami harus menunggu lama untuk mencicipi nikmatnya nasi goreng 5000. Sambil menunggu, kuperhatikan gerak-gerik para pelayan yan menurutku cukup banyak untuk ukuran akringan nasi goreng pinggri jalan.
semuanya berjenis kelamin pria, sudah bisa ditebak, pakaian yang mereka pakai tidaklah sebersih atau serapi pelayan restoran di Rumah makan Obonk, atau Terminal Rasa di THM, Pusat Kota.
Para pengantri, yang bisa jadi pelanggan tetap di angkringan ini cukup sabar dalam menunggu. disaat-saat mengantri aku merasakan suasana kekeluargaan, santai dan lebih asyik diantara mereka. ledakan tawa, gurauan, sampai acara curhatpun berlangsung disini. Berbagai topikpun bisa menjadi pembahasan di angkringan ini. Mulai dari Kasus gayus Tambunan, sampai masalah pribadi sudah menjadi pembahasan panas. dan akan berakhir setelah nasi goreng yang dipesan sudah ada di atas meja mereka atau bisa jadi pembahasan terus berlanjut disaat mereka sedang menikmati nasi goreng 5000.
Puas memperhatikan para pengunjung angkringan, tiba saatnya untuk menikmati nasi goreng yang ternyata sudah ada di depanku, terdiri dari nasi goreng dengan saos tomat dan bumbu sederhana + telor mata sapi. dari segi tampilan, sangat sederhana jika dibandingkan dengan nasi goreng dari angringan lainnya tapi soal rasa tidak banyak perbedaan ( kecuali telornya yang "agak" sedikit gosong ^_^ tapi bukan menjadi masalah bagi pengunjung seperti aku yang sudah lapar.
Angkringan tetap mempertahankan kesederhanaannya ditengah gaya hidup masyarakat Tarakan yang terus berkembang. Kesederhanaan ini bisa kita lihat dari bentuk tempat, jenis makanan dan harganya sendiri. Kesederhanaan ini tetap dipertahankan sebagai suatu ciri khas yang membedakannya dengan usaha lain.
Dari usaha kecil ini, kita bisa melihat bahwa kesederhanaan ini bisa kita pertahankan sebagai suatu ciri khas masyarakat indonesia. Kita bisa meluaskan kesederhanaan ini dalam lingkup yang lebih luas kedalam berbagai aspek kehidupan. Dalam dunia yang terus berkembang ke arah globalisasi, kita tetap bisa mempertahankan kesederhanaan melalui angkringan.
Keterangan: *Angkringan adalah sebuah gerobak beserta tendanya untuk melindungi pengunjung dari panas dan hujan yang menyajikan berbagai jenis makanan dan minuman tertentu.
Minggu, 24 Oktober 2010
Nothing Imposible For Me

“With GOD u can” Simple word, but, it’s very important. Kata-kata yang mudah diucapkan, dan mudah diimani, tapi saat kita diposisi dimana keinginan kita tidak terwujud, mungkinkah kita masih bisa bilang seperti itu dengan iman?
GOD : “Hi anakKu, kok agak sedih tapi agak seneng?”
Me : “Hi GOD, ya I have 2 news, bad and good, bad-nya aku gak lolos Kementerian Luar Negeri untuk kedua kalinya.. Aku sedih banget GOD, good-nya tulisanku dimuat lagi di jawaban.com, seneng dech..?” GOD : “ok, kamu bisa bersyukur karena tulisanmu dimuat, tapi ingat gak boleh sombong, kembalikan itu semua buat BAPAmu yang disurga?
Me : “pastilah GOD, makanya jangan pernah ambil RohMU dariku, aku rindu menjadi saluran berkat lewat tulisanku, dan itu hanya untuk kemuliaanMU, aku bukanlah apa-apa tanpa Engkau GOD”
GOD : “Ok..sekarang yang bad news, untuk kedua kalinya kamu tidak lolos Kementerian Luar Negeri, how do u feel now??”
Me : “Sedih pastinya GOD, aku dah berjuang, dah belajar, dah doa puasa bahkan setiap lewat kantor Kementerian Luar Negeri, aku selalu tumpang tangan dan mengimani bahwa aku akan jadi PNS di sana, jujur secara manusia aku ngerasa gagal”
GOD : Apa kamu percaya, AKU bisa melakukan sesuatu yang mustahil bagimu??”
Me : “percayalah GOD, pasti! Aku yakin.”
GOD : “Benar, kamu yakin? Kalau kamu yakin, kenapa kamu gak lolos??”
Me : “Karena aku tahu, KAU punya rencana yang lebih baik, secara manusia aku inginkan menjadi PNS Kementerian Luar Negeri, tapi aku juga tau, ENGKAU lebih tau apa yang terbaik buat aku.”
GOD : “Now, apa yang kamu bisa ambil??”
Me : “Yang aku bisa aku ambil, GOD memang bisa melakukan sesuatu yang mustahil menjadi tidak mustahil, tapi aku juga gak boleh egois, yang tiba-tiba berharap nomorku ada di daftar kelulusan, ENGKAU mampu melakukan itu, tapi aku tahu, ENGKAU punya waktu yang tepat untuk menunjukkan itu padaku, mungkin bukan sekarang waktunya dan bukan Kementerian Luar Negeri tempatnya, satu hal yang kuambil, Nothing impossible with U, but U know right time and right place?
GOD : “Siiippp!So, nothing impossible for ME.. remember it.”
Me : “Hari ini GOD, pinter banget bahasa Inggris..hehehe”
GOD : “Ya..iyalah, kan Aku yang menciptakan, mau bahasa apa..hayuuuukkkkkk, Aku bisa lah..”
Me : “Percaya..percaya..”
GOD : “Sebagai penutup, Aku akan menyanyikan lagu untukmu. (ehhhemmm.. GOD berdehem untuk menyiapkan suara terbagus..xixixixi)..”
“ Ketika mimpimu tak begitu indah, tak pernah terwujud..
ya sudahlah…Ooooo..apapun yang terjadi KU kan selalu ada untukmu, janganlah kau bersedih, coz everythings gonna be okay..huooohuoooo”
Me : “Hahahahaha…GOD, gaul juga ma lagu-lagu BONDAN.. hahaha, tapi bagus juga ya GOD?”
GOD : “Baguusssssslah.. Suara siapa dulu..GOD gitu lho..?”
Me : “Narsiiiiiiizzzzzzzzz…”
“With GOD, all things are possible..”(Markus 10:27)
@L3A
Kamis, 21 Oktober 2010
Jatuh bangun...

Maaf Kawan2 pembaca blog Isi hati...
Akhir2 ini jemariku rasanya sulit sekali bekerjasama dengan otakku untuk mengetik kata2 yang terangkai menjadi kalimat kemudian tersusun menjadi pararaf yang akhirnya menjadi artikel yang seperti anda baca sebelum-sebelumnya.
bukan karena tidak ada ide, bukan juga karena adanya penolakan dengan tulisan-tulisan aku dalam blog ini...
Selain aktivitas yang semakin padat, juga banyak hal-hal yang lain belakangan ini yang mengacaukan pikiranku. gagalnya menjalin hubungan persahabatan, komitmen dan hal-hal yang lain yang berakhir pada judgement dari mantan" sahabat membuat aku rasanya sulit sekali untuk berkata-kata melalui jari jemariku di papan keyboard..
aku akui bahwa cerita perjalanan hidupku terkadang harus keluar dari alur drama yang sebenarnya... artinya, aku sering sekali keluar dari rel-rel kebenaran yang telah ditentukan Sang Khalik...,
Seringkali aku berpikir, ngapain lagi aku mesti nulis. toh yang aku tulis, khususnya tentang kebenaran terkadang tidak konsisten dengan apa yang aku lakukan...karena pada umumnya, konsistensi antara teori dengan praktek harus balance?? itulah yang kemudian menjadi barier utama saat-saat aku ingin menulis, khususnya di blog kesayangan aku ini...
aku berusaha untuk menutupi dengan menampilkan artikel2 favorit dari beberapa site yang aku temui, namun rasanya sangat berbeda ketika aku benar2 harus menampilkan, apa yang harus aku tampilkan itu sesuai dengan apa yang aku rasakan...
Rasanya benar2 bertolak belakang dengan nama blog ini.
peperangan bathin yang tak mungkin bisa dilerai oleh pihak ketiga harus terjadi dalam hidupku..
Kebenaran dan kegagalan lebih saya ibaratkan seperti gantungan baju...
kalau gantungan baju sudah patah, tak mungkin bisa digunakan lagi... sekalipun dipaksa, hasilnya jauh lebih buruk; baju bisa jatuh dan kemudian terinjak.
namun belakangan ini aku mulai menyadari...
akan lebih tidak berguna apabila gantungan itu kemudian saya hancurkan, dan kemudian aku buang, ada baiknya gantungan itu aku lem dan kemudian bisa dipakai lagi.
mengapa aku harus memikirkan kegagalanku terus menrus dan tidak mau memikirkan untuk bangkit??
Alangkah bodohnya aku..
Selasa, 20 Juli 2010
Ulat dalam gorengan
Sebenarnya ini cerita kemarin malam, tapi kemarin aku nggak sempat nulis, jadi aku cerita sekarang! kemarin adalah kunjungan yang kesekian kalinya Antonius, dan Juprianto ke studio. dia adalah teman dekatku. walaupun usia terpaut cukup jauh, mereka yang lebih tua 5 tahun dari aku tetap respek sama aku dan kami tetap bisa berteman layaknya teman sebaya. dari sikap dan perilaku pun mereka bahkan terlihat lebih gokil dari aku.
Cukup sekian perkenalan dari dua temenku itu. well, kedatangan mereka kali ini dengan tujuan yang sangat aku tahu sebelumnya! sekdar ngobrol2, dan main laptopq. tapi kali ini ada kegiatan tambahan. mereka dengan inisiatif sendiri pergi beli gorengan di salah satu pasar tradisional di kampung bugis. 15 menit berlalu, mereka pun datang membawakan satu kantong plastik sukun goreng plus sambelnya. sudah sangat dingin! tapi karna kelaparan, tiga makhluk inipun menyantap hingga tinggal setengah dari jumlah sebelumnya.
Masalah mulai muncul ketika aku membelah dua bagian sukun goreng yang ada ditanganku, perlahan2 terlihat dengan jelas beberapa ekor ulat menggeliat berusaha keluar dari belahan sukun goreng nan lembut itu. perlahan tapi pasti, akupun memperlihatkan dua ekor binatang imut nan indah itu kepada mereka. kontan saja mereka memuntahkan sisa sukun manis yang masih ada di dalam mulut mereka.
Wajah mereka terlihat pucat merah. seakan marah tapi kami mesti terima! beberapa ekor ulat menjadi santapan istimewa kami malam itu!
lima menit kemudian, kamipun menganggap itu sebagai lelucon, tanpa ada yang dipersalahkan dalam masalah itu dan kemudian menjadi cerita indah :D
Cukup sekian perkenalan dari dua temenku itu. well, kedatangan mereka kali ini dengan tujuan yang sangat aku tahu sebelumnya! sekdar ngobrol2, dan main laptopq. tapi kali ini ada kegiatan tambahan. mereka dengan inisiatif sendiri pergi beli gorengan di salah satu pasar tradisional di kampung bugis. 15 menit berlalu, mereka pun datang membawakan satu kantong plastik sukun goreng plus sambelnya. sudah sangat dingin! tapi karna kelaparan, tiga makhluk inipun menyantap hingga tinggal setengah dari jumlah sebelumnya.
Masalah mulai muncul ketika aku membelah dua bagian sukun goreng yang ada ditanganku, perlahan2 terlihat dengan jelas beberapa ekor ulat menggeliat berusaha keluar dari belahan sukun goreng nan lembut itu. perlahan tapi pasti, akupun memperlihatkan dua ekor binatang imut nan indah itu kepada mereka. kontan saja mereka memuntahkan sisa sukun manis yang masih ada di dalam mulut mereka.
Wajah mereka terlihat pucat merah. seakan marah tapi kami mesti terima! beberapa ekor ulat menjadi santapan istimewa kami malam itu!
lima menit kemudian, kamipun menganggap itu sebagai lelucon, tanpa ada yang dipersalahkan dalam masalah itu dan kemudian menjadi cerita indah :D
Minggu, 04 Juli 2010
Ada 2 Berkat Speeesial pagi ini!

Ahaa... bangun pagi ini, rasanya spesiaal banget. walopun nggak bisa melihat matahari terbit,nggak bisa jalan2 pagi di halaman, nggak bisa siaran, en yang paling parah ne; lambat ngampus karna ujan!! wah banyak dech yang nggak bisa! kalo dicerita nggak bakal selesaaai....
Trus, spesialnya dimana? hem jangan disinggung soal sekarang tanggal 5, ne bukan soal tanggal muda lo! tapi sejak aku mulai komitmen buat ngatur waktuku, khususnya malem hari, rasanya ada sesuatu yang bedaaa banget rasain... aku (yang punya kepribadian sanguinis) memang bermasalah dengan mengatur waktu ato kata yang lebih kerennya komitmen ama waktu! kerja dari pagi ampe pagi lagi! (syukur blom punya bini' yah, kalo dah punya urusannya bisa lain!) huhuhuhuhu....
Nah mungkin dah bisa ditebak! spesialnya karna bisa lebih awal bangunnya! yaa walopun lebih awal 40 menit sich Ga'ada soal cuy! yang jelas waktu segini kalo digunakan dengan baik,pokoknyaa bergunaaa banget!
Itu yang pertama! yang kedua, nah ini yang paling jarang di pagi hari! aku bisa lihat sodara-sodari rekan kerja tersenyum manis sama aku! hahahh. PERCAYALAH!! sulit sekali melihat senyuman anak muda di pagi hari! hampir tiap pagi, wajah-wajah "asli"nya menghiasi lantai 2!
Karna 2 berkat terindah udah aku rasakan di pagi hari ini, aku nggak mau berhenti pada titik "diberkati" saja! aku juga harus bisa "memberkati"! So,buat sobat2 yang udah menantiku dikampus, ada sesuatu buat kalian! :D
Senin, 28 Juni 2010
Nggak semua yang loe baca tu bener.. :D

Hahaaa! Dosennya cuman bentar aja ceramahnya... Tumben! kata temenku sambil menyimpun bukunya, siap-siap untuk pulang! pulang? akh, nggak asyik...! lebih asyik maen di perpus dulu! sambil menghemat...lho?? iya kalo pulang pasti bawaannya makan di warung sebelah, abis tuh buang2 bensin lagi soalnya ntar sore pasti ke kampus lagi! jadi perpustakaan bisa jadi sarana menghemat budget lah! apalagi di kampus bisa nikmatin suasana nyaman, bebas asap rokok, nikmati ruangan ber-AC , lebih enak main Internet,,(baca: signal hotspotnya excellent boo! haahhaha)
Sesampai di lantai 5, list pengunjung diisi dulu,ambil lappie dari tas, tasnya disimpen di tempat khusus.. nggak boleh dibawa masuk.. ntar penjaga perpusnya marah.,denger2 dulu ada mahasiswa yang bawa tas kosong ke dalam perpus, pas keluar, eh tasnya dah keliatan berisi gitu.. tau dech isinya apaan! (maksudnya tau sendirilaah :) trus .. nah,ini yang penting,biar keliatan kayak anak kampus beneran,ambil beberapa buku di rak.. nah udah dech... siap-siap untuk... main Facebook! lho???
Ngaco kan? hahahah!
Sebuah kejujuran yang diungkapkan tanpa rasa malu sedikitpun!
heheeh...nggak ding! yang diatas tuh udah banyak didramatisir.. biar pembaca selalu tertarik gituu... :D
Sekilas kalo orang2 disekitar liat tingkah aku, wow! layaknya mahasiswa yang niatnya tuluuus banget mau belajar! tapi beda men, dengan yang aslinya/sebenarnya!! nggak jauh beda kok dengan kehidupan yang kita jalanin,harus diakui kalo udah terlalu banyak sandiwaranya! banyak bo'ongnya! contohnya aja tuh! buku yang sempat aku baca...(liat di gambar) yang menarik cuma covernya doang! isinya nggak sesuai, coba liat! katanya dengan baca buku itu, satu jam kemudian kamu bisa lancar bahasa inggris? yakheeeeen???nggak! itu cuma sandiwara penulisnya aja biar buku itu laku jadi duit banyak. yang dibodokinpun semakin bego'lah! kalo buku aja gitu, gimana yang nulis yah, gimana kepribadian orang itu yah??ya ntar muter-muter disitu aja palingan! ckckckk
Sulit banget untuk nunjukin sisi originalitas n sisi yang sebenarnya dari diri kita, karya kita, apalagi kalau udah dominan dimotivasi soal kepentingan "lain"....
Sabtu, 19 Juni 2010
Makasih Tuhan, hari ini aku gagal!

Tuhan,Engkau pasti tau kalo itu nggak maksud untuk nyindir kuasa-Mu/rencana-Mu yang memang begitu dahsyat dalam hidup aku,melainkan, aku mengucap syukur banget hari ini, kalau aku akhirnya gagal dalam beberapa hal dalam rencanaku, karena aku percaya, aku sedang berhadapan keberhasilan yang begitu dahsyat dalam hidupku. aku belajar memahami, kalau kegagalan ini dapat menjadi cambuk (yang amat menyakitkan) buat aku....
meskipun aku harus meneteskan airmata, bahkan bukan hanya menetes, dengan deras mengalir.. entah ini penyesalan atau juga kekecewaanku pada diriku sendiri.. tapi setelah itu sadar banget kalau jalanku sedang dalam rencanaMu...
Ampuni aku Tuhan, kalau aku mudah sekali mengambil keputusan tanpa persetujuan dari-Mu..
Makasih Tuhan buat hari ini... aku percaya segala sesuatu indah pada waktu-Nya...
Senin, 14 Juni 2010
Unforgetable Morning Monday's Event : Maaf yang sibuk tidak usah baca ^_^

Awal hari senin ini sedikit berbeda dengan senin pagi biasanya. Radio kecil di atas mejaku memberi informasi bahwa Radio Suara Kasih 91.2 FM belum on air.padahal pagi ini jadwal aku untuk menemani pendengar setia dalam program Morning Spirit! tak perlu aku selidiki. bukan karena itu tugasku, tapi karena itu itu tidak masuk dalam schedule program kerjaku hari ini (hehehe sama aja kaleee :P)
Nah! sekarang ada banyak pilihan; tidur lagi, segera mandi, baca buku dulu, atau utak-atik laptop? nah sepertinya pilihan terakhir ini cukup menyenangkan. segera ku raih laptopku, kunyalakan, dan dari sekian banyak file2 yang aku buka, ada satu file yang menarik perhatianku. file yang berisi kata- kata motivas! sudah bukan cerita lama, saya suka sekali membaca kata-kata motivasi apalagi seputar anak muda walaupun dari sekian banyak kata-kata motivasi dan cerita inspirasi yang pernah aku baca, hanya sedikit saja yang nyangkut diotakku.
Fokus perhatianku tertuju pada kalimat di sebuah e-book: Raihlahlah prestasi hari ini!
hehehe... awalnya aku terkekeh nggak jelas setelah membaca judul kalimat itu. bagaimana mungkin aku bisa meraih prestasi hari ini, hari ini tak satupun jadwal lomba yang harus aku ikuti, jadi tak mungkin aku bisa meraih prestasi hari ini! satu kebiasaan burukku; aku tidak akan membaca artikel yang dari judulnya saja sudah tidak sesuai dengan logikaku!
dengan sedikit kecewa, segera ku-shut down laptopku dan kuraih bantal kesayanganku. sepertinya memang opsi pertama tadi yang lebih baik; tidur lagi, tapi sulit juga!
Kata2 itu masih saja bergelayut dipikiranku. sebuah kalimat yang kemudian menantang pikiranku untuk melakukan sesuatu. aku mulai mengingat semua impianku, mengubah dunia, restorasi kepemimpinan, reformasi ideologi, atau hal yang lebih sederhana, menemukan tujuan hidupku , meraih cita-citaku, menjadi berkat buat sekitarku,,,, agh! sepertinya masih ada yang lebih sederhana lagi; aku mesti bangun, mandi, dan kembali melaksanakan tugas harianku!
30 menit pun berlalu, aku masih dipembaringan, masih dengan kedaan yang sama, sebuah guling dipelukanku, sebuah bantal menahan kepalaku, dan matahari yang mulai memancar dari tempat tidurku!
AARrrgh!! betapa kelirunya aku! betapa dekatnya aku dengan prestasi itu, namun angan2 yang aku bangun dan mimpi yang tak kunjung berhenti menjadikan pagi ini menjadi pagi yang hampir membunuhku!
Segera kusambar handuk yang telah menanti dari tadi, dan di kamar mandi, air dingin dari bak mandipun menyemangatkan aku bahwa aku sudah mendapatkan prestasi itu, dan masih banyak prestasi hari ini yang PASTI aku dapatkan!
TERIMA KASIH TUHAN!!
Kelihatan Putih tapi Item

Dulu, pas masih SD aku pergi n pulang sekolah jalan kaki. jarak antara sekolah dan rumahku kira-kira 5 kilometer. mungkin karna udah biasa, dan memang daerahnya blom seperti sekarang, aku dan teman-temanku gak kenal namanya capek dan kemudian ngeluh. Pengalaman paling unikyang gak pernah kulupakan sampai sekarang adalah pas ngejar sesuatu yang aneh di permukaan aspal. warnanya putih dan sangat berkilau, tapi pas udah dekat, benda itu ilang, yang ada tetep aja aspal item seperti yang kami lalui sebelumnya!
Benda yang mistik itu terungkap juga pas udah kelas 1 SMP. Pak guruku dengan sedetail-detailnya menjelaskan benda yang akhirnya kami tahu itu namanya Fatamorgana.
huft! sempat aku pikir benda putih itu tidak akan pernah diketahui oleh ilmu pengetahuan yang diajarkan sekolah. hmm... dari jauh kelihatan putih tapi pas didekatin, eh tetep aja warnanya item.. huft!
unik yah..
Pembaca something's wrong; Tau gak, sifat fatamorgana kayak gini, sering didapatin dalam kehidupan kita loh..
Sebelum kita mengenal lebih dekat pribadi yang kita temui, terkadang kita terlalu mudah menyimpulan bahwa dia orangnya baik, cakep, gampang bergaul, de'el'el... kita mulai berusaha mendekati dia, menjadikan dia sahabat kita, bahkan kita mungkin mulai berkesimpulan bahwa dia cocok menjadi pasangan hidup kita, karena dia adalah pribadi yang kita impi-impikan.
Seiring berjalannya waktu, tanpa disadari sahabat baru kita ini mulai menunjukkan perubahan demi perubahan. mulai menunjukkan karakter aslinya. dan akhirnya, teeneeeng!! rasa kagum kita, simpati dan perhatian kita mulai hilang setelah mengetahui, ternyata sang sahabat tidak sesuai dengan yang kita harapkan. dan akhirnya, tindakan "menjauh"pun mulai menjadi pilihan kita.
huft! ironis memang.. tapi inilah yang kita jumpai dalam kehidupan kita. lebih ironis apabila kita akhirnya tidak mau belajar dari setiap pengalaman yang kita alami dan kemudian kita mengalami hal tersebut berkali-kali.
Kamis, 01 April 2010
Choky Sitohang Ingin Punya Ciri Spontan, Smart, & Elegan
Saat ini, ada empat stasiun televisi swasta yang mempercayakan program acaranya ke presenter Binsar Choky Victory Sitohang. Ya, pria kelahiran Bandung 10 Juli 1982 ini memang sedang naik daun.
Sejak remaja, sulung pasangan Poltak Sitohang-Diana Napitupulu ini berharap bisa setenar Bob Tutupoli atau Koes Hendratmo di masa jayanya.
Sekarang sudah terkenal seperti yang dulu diidamkan, dong?
Puji Tuhan, karier dan rezeki yang saya dapat saat ini, tak lepas dari jawaban doa. Saya masih ingat, waktu berdoa, saya bilang, "Tuhan, saya ingin punya kesibukan dalam bekerja, punya job terus, dan bisa tampil di televisi setiap hari."
Berkat Mama pula, saya mendapatkan jalan menuju dunia presenter. Meski Mama seorang penjahit, dia selalu punya waktu dan cara untuk mengembangkan talenta saya.
Maksudnya?
Ceritanya, suatu hari Mama membaca lowongan presenter di Lativi dan langsung menyuruh saya mengetik dan mengirim CV secepat mungkin. Padahal, saat itu saya kerja sebagai penyiar di Radio OZ Bandung sekaligus kuliah. Mama terus menyemangati saya.
Setelah dapat panggilan, saya sempat harus enam kali bolak-balik Bandung-Jakarta. Tiap kali naik kereta api tiga jam dari Bandung, turun di Stasiun Jatinegara, lalu naik angkot ke kantor Lativi.
Setiba di sana, kejutan lain sudah menanti saya. Ternyata saat itu mereka perlu presenter news yang bertugas sebagai pembaca berita dan reporter. Jelas, di satu sisi, saya merasa lowongan itu bukan keinginan saya. Akhirnya, terlanjur kecebur di bidang ini. Sebagai reporter, saya ditugaskan meliput sekaligus membacakan berita.
Menyesal?
Tidak juga. Toh, sebagian keinginan saya terwujud. Sampai pertengahan tahun 2005 profesi itu saya jalani. Yang jelas, saya jadi kenal banyak orang. Terutama saat dipercaya jadi reporter di istana kepresidenan. Waktu itu masih zaman pemerintahan Megawati Soekarno Putri. Saya jadi bisa bertemu dengan publik figur seperti pejabat teras, menteri, panglima, dan lainnya.
Di tengah kesibukan saat itu, saya mendengar ada suara-suara yang mengingatkan bahwa kemampuan yang saya miliki bisa untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Kalau terus jadi reporter, saya enggak bisa berkembang. Maksudnya, terikat kerja di stasiun televisi itu. Kalau jadi presenter, kan, saya bisa lepas dan mengembangkan diri di berbagai tempat dan bidang apa saja.
Akhirnya, setelah 3 tahun jadi reporter, saya merasa sudah mendapat cukup ilmu dan menemukan waktu yang tepat untuk beralih profesi menjadi presenter. Pertengahan 2005, saya mengundurkan diri dari Lativi kemudian ikut casting untuk reality show Cepetan Dong yang tayang di RCTI pada Agustus 2005. Namun tak berlangsung lama karena saya kena sakit liver gara-gara terlalu capek bekerja. Mau tidak mau, saya harus istirahat dan absen hingga akhir 2005. Baru tahun berikut, ikut casting lagi untuk program di teve lokal. Dari situ, saya terus menjalani karier sebagai pembawa acara.
Presenter biasanya punya gaya tersendiri. Bagaimana dengan ciri khas seorang Choky?
Dalam rentang waktu dua tahun ini, saya belum merasa sepenuhnya jadi presenter yang sukses dan terkenal (sekarang ini Choky menjadi presenter acara Stardut di Indosiar, Solusi Life di O Channel, Mario Teguh Golden Ways di Metro TV, dan dikontrak RCTI untuk berbagai acara musik serta olahraga).
Saya, sih, maunya jadi presenter yang bergaya spontan, smart, dan elegan. Harapannya, saya bisa mempengaruhi orang secara positif. Sebagai presenter, maunya saya berkapasitas besar untuk membawakan acara apa pun dan di mana pun. Jadi, tidak mengkhususkan diri.
Sekilas, kesibukan sekarang tak jauh beda dengan pekerjaan sebelumnya.
Itu dia. Sama seperti yang dirasakan orang lain, saya sering merasa capek melakukan pekerjaan enggak ada habisnya, sampai kadang-kadang bosan. Namun, semuanya saya kembalikan pada rasa syukur ke Tuhan.
Saat sedang down namun tetap harus tampil prima dan menyenangkan, saya jadi suka nostalgia ke masa remaja. Saya ingat banget, saat itu masih SMA dan senang sekali diminta jadi pembawa acara di sekolah dan gereja. Kalau teman-teman yang lain tampil biasa-biasa saja, saya justru terpacu ingin tampil maksimal seperti presenter-presenter senior di TV. Di ingatan saya, saat itu hanya ingin menjadi seperti Bob Tutupoli, Kris Biantoro, Koes Hendratmo, Tantowi Yahya, Indy Barendz, Ferdi Hassan, sampai Nico Siahaan.
Saat melihat aksi mereka di televisi, saya suka bergumam, "Bakat saya sama dengan mereka.", dan saat itu juga saya mendengar ada suara yang berbicara dalam hati, "Kemampuan dan bakat kamu juga sama seperti mereka!" Saya percaya, itu Tuhan yang berbicara. Berbekal dua hal ini, saya tetap termotivasi menjalani karier saya sekarang.
Salah satu peranan presenter di panggung adalah pintar membawakan acara dan membawa diri. Ada pengaruhnya terhadap hidup keseharian?
Jujur, dulu saya tidak sedisiplin sekarang. Ya, bisa karena usia, jadi makin banyak pengalaman dan pengetahuan menghadapi dunia sesungguhnya, yakni di luar keluarga. Sebenarnya, tidak ada perubahan yang begitu mendasar dalam hidup saya. Saat remaja pun, saya menjalani masa-masa menyenangkan baik di rumah, sekolah, dan di komunitas di gereja.
Waktu kecil, saya juga sudah senang bertemu banyak orang. Kata orang zaman sekarang, "banci tampil". Kalau teman-teman suka sulit menghafal pelajaran, saya malah semangat dan sudah hafal Pancasila sejak usia 4 tahun. Selain itu, saya suka menyanyi. Bisa jadi karena lingkungan keluarga yang menyukai musik.
Itu sebabnya, sejak saya SD, kami sekeluarga suka menonton acara musik yang dibawakan Bob Tutupoli, Koes Hendratmo, dan Tantowi Yahya. Dalm pikiran anak-anak, saat itu saya melihat mereka sebagai seseorang yang santun, Terlepas dari acaranya, saya kagum melihat mereka bisa tampil menyenangkan, bersemangat, dan santun. Pelan-pelan saya terbentuk dengan sikap-sikap seperti ini.
Jadi, apa tantangan dan mimpi selanjutnya?
Saya ini orang yang mawas diri dan ingin tetap seperti itu. Makanya, saya sempatkan evaluasi hasil tayangan acara yang saya bawakan. Enggak selalu puas, sih. Kalau ada kekurangan di saat itu, saya koreksi di acara berikutnya.
Saya sadar, pekerjaan ini saya mulai dari nol. Selama merintis karier ini, banyak suka duka yang saya alami. Pengalaman pahit dari tingkat senioritas pun tak jarang saya alami.
Dulu, saya pernah merasa enggak dikasih kesempatan untuk maju karena senior saya takut tersingkir dengan keberadaan saya. Namun, saya ambil sisi positifnya. Setiap orang pasti punya waktu untuk berkembang dan berkarya karena terlahir di generasi yang berbeda. Makanya sekarang saya optimis bisa bertahan karena punya karakter, rendah hati, dan fokus.
Cita-cita? Saya ingin tetap eksis di dunia ini. Kalaupun orang sudah bosan dengan saya, saya sudah menyiapkan rencana lainnya yaitu mendirikan sekolah broadcasting agar dapat membantu mereka yang punya talenta dan ingin dekat dengan saya namun enggak punya kesempatan dan ruang untuk maju.
Melalui sekolah itu, saya ingin tetap bisa jadi public speaker dan melahirkan banyak Choky Sihotang lainnya.
from CP
Sejak remaja, sulung pasangan Poltak Sitohang-Diana Napitupulu ini berharap bisa setenar Bob Tutupoli atau Koes Hendratmo di masa jayanya.
Sekarang sudah terkenal seperti yang dulu diidamkan, dong?
Puji Tuhan, karier dan rezeki yang saya dapat saat ini, tak lepas dari jawaban doa. Saya masih ingat, waktu berdoa, saya bilang, "Tuhan, saya ingin punya kesibukan dalam bekerja, punya job terus, dan bisa tampil di televisi setiap hari."
Berkat Mama pula, saya mendapatkan jalan menuju dunia presenter. Meski Mama seorang penjahit, dia selalu punya waktu dan cara untuk mengembangkan talenta saya.
Maksudnya?
Ceritanya, suatu hari Mama membaca lowongan presenter di Lativi dan langsung menyuruh saya mengetik dan mengirim CV secepat mungkin. Padahal, saat itu saya kerja sebagai penyiar di Radio OZ Bandung sekaligus kuliah. Mama terus menyemangati saya.
Setelah dapat panggilan, saya sempat harus enam kali bolak-balik Bandung-Jakarta. Tiap kali naik kereta api tiga jam dari Bandung, turun di Stasiun Jatinegara, lalu naik angkot ke kantor Lativi.
Setiba di sana, kejutan lain sudah menanti saya. Ternyata saat itu mereka perlu presenter news yang bertugas sebagai pembaca berita dan reporter. Jelas, di satu sisi, saya merasa lowongan itu bukan keinginan saya. Akhirnya, terlanjur kecebur di bidang ini. Sebagai reporter, saya ditugaskan meliput sekaligus membacakan berita.
Menyesal?
Tidak juga. Toh, sebagian keinginan saya terwujud. Sampai pertengahan tahun 2005 profesi itu saya jalani. Yang jelas, saya jadi kenal banyak orang. Terutama saat dipercaya jadi reporter di istana kepresidenan. Waktu itu masih zaman pemerintahan Megawati Soekarno Putri. Saya jadi bisa bertemu dengan publik figur seperti pejabat teras, menteri, panglima, dan lainnya.
Di tengah kesibukan saat itu, saya mendengar ada suara-suara yang mengingatkan bahwa kemampuan yang saya miliki bisa untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Kalau terus jadi reporter, saya enggak bisa berkembang. Maksudnya, terikat kerja di stasiun televisi itu. Kalau jadi presenter, kan, saya bisa lepas dan mengembangkan diri di berbagai tempat dan bidang apa saja.
Akhirnya, setelah 3 tahun jadi reporter, saya merasa sudah mendapat cukup ilmu dan menemukan waktu yang tepat untuk beralih profesi menjadi presenter. Pertengahan 2005, saya mengundurkan diri dari Lativi kemudian ikut casting untuk reality show Cepetan Dong yang tayang di RCTI pada Agustus 2005. Namun tak berlangsung lama karena saya kena sakit liver gara-gara terlalu capek bekerja. Mau tidak mau, saya harus istirahat dan absen hingga akhir 2005. Baru tahun berikut, ikut casting lagi untuk program di teve lokal. Dari situ, saya terus menjalani karier sebagai pembawa acara.
Presenter biasanya punya gaya tersendiri. Bagaimana dengan ciri khas seorang Choky?
Dalam rentang waktu dua tahun ini, saya belum merasa sepenuhnya jadi presenter yang sukses dan terkenal (sekarang ini Choky menjadi presenter acara Stardut di Indosiar, Solusi Life di O Channel, Mario Teguh Golden Ways di Metro TV, dan dikontrak RCTI untuk berbagai acara musik serta olahraga).
Saya, sih, maunya jadi presenter yang bergaya spontan, smart, dan elegan. Harapannya, saya bisa mempengaruhi orang secara positif. Sebagai presenter, maunya saya berkapasitas besar untuk membawakan acara apa pun dan di mana pun. Jadi, tidak mengkhususkan diri.
Sekilas, kesibukan sekarang tak jauh beda dengan pekerjaan sebelumnya.
Itu dia. Sama seperti yang dirasakan orang lain, saya sering merasa capek melakukan pekerjaan enggak ada habisnya, sampai kadang-kadang bosan. Namun, semuanya saya kembalikan pada rasa syukur ke Tuhan.
Saat sedang down namun tetap harus tampil prima dan menyenangkan, saya jadi suka nostalgia ke masa remaja. Saya ingat banget, saat itu masih SMA dan senang sekali diminta jadi pembawa acara di sekolah dan gereja. Kalau teman-teman yang lain tampil biasa-biasa saja, saya justru terpacu ingin tampil maksimal seperti presenter-presenter senior di TV. Di ingatan saya, saat itu hanya ingin menjadi seperti Bob Tutupoli, Kris Biantoro, Koes Hendratmo, Tantowi Yahya, Indy Barendz, Ferdi Hassan, sampai Nico Siahaan.
Saat melihat aksi mereka di televisi, saya suka bergumam, "Bakat saya sama dengan mereka.", dan saat itu juga saya mendengar ada suara yang berbicara dalam hati, "Kemampuan dan bakat kamu juga sama seperti mereka!" Saya percaya, itu Tuhan yang berbicara. Berbekal dua hal ini, saya tetap termotivasi menjalani karier saya sekarang.
Salah satu peranan presenter di panggung adalah pintar membawakan acara dan membawa diri. Ada pengaruhnya terhadap hidup keseharian?
Jujur, dulu saya tidak sedisiplin sekarang. Ya, bisa karena usia, jadi makin banyak pengalaman dan pengetahuan menghadapi dunia sesungguhnya, yakni di luar keluarga. Sebenarnya, tidak ada perubahan yang begitu mendasar dalam hidup saya. Saat remaja pun, saya menjalani masa-masa menyenangkan baik di rumah, sekolah, dan di komunitas di gereja.
Waktu kecil, saya juga sudah senang bertemu banyak orang. Kata orang zaman sekarang, "banci tampil". Kalau teman-teman suka sulit menghafal pelajaran, saya malah semangat dan sudah hafal Pancasila sejak usia 4 tahun. Selain itu, saya suka menyanyi. Bisa jadi karena lingkungan keluarga yang menyukai musik.
Itu sebabnya, sejak saya SD, kami sekeluarga suka menonton acara musik yang dibawakan Bob Tutupoli, Koes Hendratmo, dan Tantowi Yahya. Dalm pikiran anak-anak, saat itu saya melihat mereka sebagai seseorang yang santun, Terlepas dari acaranya, saya kagum melihat mereka bisa tampil menyenangkan, bersemangat, dan santun. Pelan-pelan saya terbentuk dengan sikap-sikap seperti ini.
Jadi, apa tantangan dan mimpi selanjutnya?
Saya ini orang yang mawas diri dan ingin tetap seperti itu. Makanya, saya sempatkan evaluasi hasil tayangan acara yang saya bawakan. Enggak selalu puas, sih. Kalau ada kekurangan di saat itu, saya koreksi di acara berikutnya.
Saya sadar, pekerjaan ini saya mulai dari nol. Selama merintis karier ini, banyak suka duka yang saya alami. Pengalaman pahit dari tingkat senioritas pun tak jarang saya alami.
Dulu, saya pernah merasa enggak dikasih kesempatan untuk maju karena senior saya takut tersingkir dengan keberadaan saya. Namun, saya ambil sisi positifnya. Setiap orang pasti punya waktu untuk berkembang dan berkarya karena terlahir di generasi yang berbeda. Makanya sekarang saya optimis bisa bertahan karena punya karakter, rendah hati, dan fokus.
Cita-cita? Saya ingin tetap eksis di dunia ini. Kalaupun orang sudah bosan dengan saya, saya sudah menyiapkan rencana lainnya yaitu mendirikan sekolah broadcasting agar dapat membantu mereka yang punya talenta dan ingin dekat dengan saya namun enggak punya kesempatan dan ruang untuk maju.
Melalui sekolah itu, saya ingin tetap bisa jadi public speaker dan melahirkan banyak Choky Sihotang lainnya.
from CP
Langganan:
Postingan (Atom)