Pada hari Rabu tanggal 3 Oktober 2012 kami berniat untuk
mengopname anak kami Christian Jovan Adinata di RS Pertamedika Tarakan karena melihat
kondisi Jovan yang sudah melemah dan berat badan yang turun dengan drastis,
karena telah sakit selama 1 minggu di rumah (panas 3 hari turun, batukdanpilek
). Dokter mendiagnosa Jovan menderita semacam penyakit autoimunnamun belum bisa
diketahui jenis autoimunnya. Kemudian dianjurkan untuk diopname. Selama diopname
kondisi semakin menurun. Hari Sabtu pagi tanggal 6 Oktober 2012, Jovan
dipindahkan ke Ruang ICU/Observasi karena kondisi melemah seperti semakin tidak
bisa menggerakkan kaki dan tangan, susahmenelan, kakuleher , mata dan bibir sebelah
kiri terlihat mengalami kenaikan sehingga tidak simetris dengan bagian mata dan
bibir sebelah kanan. Kemudian dirujuk ke RSU Tarakan untuk di CT Scan, namun hasi
menunjukkan bahwa otak pada kepala Jovan normal tidak terdapat kelainan dan
Jovan kembali ke RS Pertamedika, Dokter semakin yakin bahwa Jovan menderita penyakit
autoimun jenis GBS (Guillain Barre Syndrome), penyakit langka yang terjadi dengan
perbandingan 1 : 1 juta anak yang akan mengalaminya. Sampai sekarang penyebab penyakit
tersebut masih dalam proses penelitian walaupun obat telah ditemukan namun ada beberapa
jenis GBS yang jarang terjadi yaitu GBS yang menyerang paru-paru yang
mengakibatkan pasien akan mengalami gagal pernafasan dan akhirnya mengakibatkan kematian.
Banyak teman, kerabat dan keluarga yang menganjurkan
agar Jovan di bawa ke Jogjakarta, ke Surabaya, ke Jakarta bahkan keTawau agar
bisa ditangani dengan fasilitas yang lebih baik di banding Rumah Sakit yang ada
di Tarakan. Kemudian kami orang tua Jovan berdoa untuk meminta hikmat dari Tuhan agar kami bisa mengambil keputusan yang
terbaik. Dan kemudian kami memutuskan agar Jovan tetap dirawat di Tarakan walaupun
dengan hati yang hancur dan berat kami berusaha untuk kuat dan tegar dan menebalkan
iman percaya kami kepada Tuhan dan sepertinya nyawa anak kami adalah taruhannya.
Karena Tuhan menuntut iman percaya kami dan menyerahkan Jovan dengan ikhlas ke dalam
prosesNya.
Hari Minggu tanggal 7 Oktober 2012, Jovan mengalami masa
kritis yang pertama. Kejang dan Oksigen tidak dapat masuk dengan sempurna keparu-paru
karena pada paru-paru terdapat banyak sekali lender sehingga harus dipasang
ventilator agar membantu pernafasan Jovan.Selain dipasang ventilator, Jovan
juga dipasang selang melalui hidung kekerongkongan sebagai saluran untuk asupan
makanan.
Senin tanggal 8 Oktober 2012 kembali kritis,
ventilator dilepas. Dalam setiap masa kritis Jovan, kami berusaha sabar menunggu apa yang
sebenarnya Tuhan ingin lakukan pada Jovan. Proses iman kami sebagai orang tua sungguh
diuji, namun dari setiap kejadian, kami selalu percaya bahwa Tuhan memiliki rencana
yang indah. Sebagai orang tua kami dituntut untuk kompak dan bersatu hati,
tidak saling menyalahkan, tidak saling mengeluarkan kata - kata negative namun
kami belajar untuk saling mengingatkan dan menguatkan bahwa apaun yang terjadi selalu
mengucap syukur dan harus tetap mendoakan tim medis agar diberi hikmat dari Tuhan
untuk melakukan yang terbaik. Peralatan yang canggih, dokter, perawat, dan obat
GBS yang diminum Jovan hanyalah sarana namun iman kami diajar untuk mempercayakan
kesembuhan Jovan pada tangan Tuhan. Walaupun kami percaya pada kuasa Tuhan namun
kami tetap mensupport usaha dari segenap
tim medis dan membangun energy positif diantara kedua belah pihak.
Selasa tanggal 09 Oktober 2012, mengalami kritis sebanyak
6 kali, pukul 4 sore Jovan mengalami puncak kritis. Pada saat itu di ruang ICU
kami mendapatkan firman di Yeremia 33:3 “Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab
engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami
,yakni hal-hal yang tidak kau ketahui. “ Kemudian tanpa perintah dari Dokter
kami keluar dari ruang ICU, menyerahkan dengan ikhlas dan mempercayakan proses
kepadaTuhan dan Tim Medis. Selama 3 jam kami menunggu dan tetap berdoa dan memuji
Tuhan. Menurut dokter dan perawat, mereka sempat kehilangan denyut nadi dan pernafasan
Jovan. Namun tiba – tiba mereka memperoleh kembali denyut nadi dan nafas Jovan.
Menurut tim medis mereka mendapat mujizat dari Tuhan. Kami bersyukur namun harus
melihat alat ventilator dipasang kembali dan menurut pengalaman, ventilator
tersebut paling cepat dipasang selama 2 minggu , jika lebih dari 2 minggu harus
meggunakan metode Trakeostomi (membuat lubang di leher dan dipasang alat bantu
pernafasan).
Minggu pagi tanggal 14 Oktober 2012, Jovan menggigit
selang ventilator dan mengakibatkan oksigen bocor di mulut sehingga tidak dapat sempurna masuk keparu-paru,
Dokter dipaksa melepas ventilator dan berusaha memberikan oksigen untuk pernafasan
manual dan Jovan sempat kembali kritis namun mujizat terjadi sehingga Jovan
bisa bernafas sendiri tanpa ventilator.
Senin pagi tanggal 15 Oktober 2012, tanpa disengaja selang
asupan makanan yang melalui hidung terlepas sendiri. Selasa tanggal 16 Oktober
2012, Jovan diperbolehkan minum susu melalui mulut, Rabu keesokan harinya mulai
makan bubur, dan hari Kamis tanggal 18 Oktober 2012 dipindahkan keruang perawatan
untuk memulihkan syaraf motorik yang masih lemas ( belum bisa berdiri, duduk,
tangan belum bisa memegang kuat,dan masih ada kelemahan saat menelan makanan
yang mengakibatkan tersedak, dsb ). Kamis 25 Oktober 2012 Jovan diperbolehkan pulang.
Selama kami berada di RumahSakitdengan proses-proses
ujian yang memurnikan iman percaya kami kepada Tuhan, kami memperoleh banyak sekali
berkat dari Tuhan seperti:
1.
Bahwa Tuhan kita
adalah Allah yang hidup yang sanggup melakukan segala perkara yang tidak mungkin
di mata manusia menjadi mungkin.
2.
Mujizat masih terjadi
sampai sekarang.
3.
Ketika hati kita
berserah penuh kepada Tuhan, maka Tuhan akan bertindak sesuai rencanaNya.
4.
Ketika Tuhan memulai
proses, Dia akan menyelesaikan proses tersebut dengan sempurna. Kami melihat pertolongan Tuhan dengan banyak cara,
selain kesembuhan Jovan, Tuhan juga menyatakan pekerjaanNya melalui orang-orang
yang mensupport kami dengan berbagai hal. Tuhan Yesus telah menyediakan segala kebutuhan
kami dari hal kecil hingga hal besar dengan sempurna. Sehingga kami tidak pernah
berkekurangan selama di Rumah Sakit sampai kami keluar dari Rumah Sakit,
termasuk dalam hal biaya yang menurut kami jumlah tersebut adalah jumlah yang
sangat besar berkisar sampai Rp.100.000.000, dan saat itu kami tidak memiliki uang
sebanyak itu, namun tangan Tuhan mencukupkan
semuanya.
Terima kasih kepada Tuhan Yesus yang telah menyembuhkan
Jovan dan terima kasih kepada Saudara-saudara yang telah mendukung kami dalam doa,
tenaga, dana, dan yang lainnya sehingga kami bisa melewati masa-masa sulit dan menikmati
berkat mujizat ini, kami percaya bahwa mujizat yang kami alami boleh menjadi berkat
bagi semua orang termasuk bagi mereka yang belum mengenal Tuhan Yesus. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar