
by Revival Rival on Friday, October 14, 2011 at 7:57pm
Hups,,, Akhirnya nulis lagi nih, udah hampir beberapa bulan gak nulis gara-gara dua jari andalanku untuk ngetik yaitu jempol dan kelingking pegel. Ah, alasan yang nggak masuk akal, gpplah yang penting alasan dari pada alasannya susah BAB bisa lebih nggak nyambung lagi, lagian dengan alasan, tulisanku bisa lebih menarik. lho? iya! tahu tidak, tulisan-tulisan yang sering kamu baca di media itu sudah sedikit di "permak" agar pembaca semakin menarik membaca tulisan si penulis. nggak percaya? jangan tanya sama penulisnya, langsung aja datang ke TKP.
Setelah berpikir sejenak (sejenak= 1 jam, jadi kalau duajenak=2jam, tigajenak=3 jam... nggak penting banget yah? -_-;) aku mulai tertarik untuk bekesah (bekesah itu bahasa anak gaul Tarakan yang artinya bercerita, tren di jaman pas aku masih SMA dulu, nggak tahu jaman sekarang masih dipake ato nggak, soalnya sekarang jaman edan! lho apa hubungannya?? ga ada sich, dari pada jaman pinter, lebih nggak nyambung lagi) soal kejadian yang aku alami 2 minggu yang lalu. yang membuat pikiranku nggak bisa bekerja maksimal.
Ditilang Pak Polisi!
Malu juga sih mau cerita kejadian ini, itu tandanya aku nggak taat peraturan lalulintas, itu berarti aku nggak taat undang-undang, itu berarti aku belum bisa jadi warga negara yang baik, itu berarti aku berpotensi ga bisa mendaftar pegawai, lho kok gitu? ya iyalah! syarat pertama ikut tes pegawai adalah harus Warga Negara Indonesia yang Baik!
Stop ngomong ngawur! waktunya lanjutin cerita.. dari Tempat tinggal di daerah Bhayangkara - Pasir Putih, aku hendak jalan ke kampus lewat karang anyar, tembus di jalan jendral sudirman, lewat samping THM,, nah disinlah TKP awal kisah dimulai...
Pas lagi asik jalan, dua orang berwajah menakutkan ( itu sih menurut aku dan juga pengendara-pengendara lain yang takut ditilang) sedang memeriksa surat-surat pengendara r "yang kurang beruntung". karna kuanggap polisinya sibuk ya nggak mungkin perhatiin diriku yang juga melanggar, pajak kendaraan yang belom aku bayar plus KT ( kalau di Sulawesi disebut DD tapi karna aku di area kaltim maka sering disebut KT, yang bahasa aslinya sih namanya Plat Nomor Polisi) tahunnya udah lewat!
Tanpa firasat apa-apa, aku terus melaju ke arah SMA1 ( lebih dikenalnya sih arah karang balik tapi karena SMA ini sekolah aku dulu ya, sekalian numpang kasih info, bangga dong jadi alumni sekolah favorit ini. lol) dengan santai aku mulai mikir kira-kira tugas apa lagi yang kami dapet nanti sama dosen yang rajin ngasih tugas ini... belum lama aku merenung diatas motor, suara klakson dari belakang mengagetkan aku firasat mulai nggak enak apa lagi jarang-jarang ada yang terpikat, tertarik plus terpesona melihat kegantenganku dari belakang, biasanya sih dari depan atau paling nggak dari sampinglah...
Oh my goshh, pak polisi dengan senyuman khasnya mulai menyamping dan tangannya memberi aba-aba menyuruh aku berhenti. wah, udah nggak bisa kabur nih. apalagi ni motor belum ganti oli, trus bensinnya tinggal setengah. maksudnya setengah botol vodka!
Pak Polisi1 :(Hormat) Selamat siang pak kami dari SATLANTAS
Aku : Udah tauu...! (dalam hati aja, mana berani langsung. -_-.)
Pak Polisi2 : Maaf pak, bisa perlihatkan surat-suratnya?
Aku :Waduh pak ketinggalan...
Pak Polisi2 : SIM
Aku : (geleng-geleng)
Pak Polisi2 : STNK
Aku : (geleng-geleng)
Geleng-geleng artinya lupa bawa! tapi karna udah gugup, nggak bisa ngomong apa-apa, ya mending geleng-geleng aja.. toh pak polisi sudah tau orang yang melanggar kayak aku nih sudah harus di bawa ke pos! Aku dibonceng sama pak polisi1 , nah pak polisi2 bawa motorku, tujuannya udah jelas, ke Pos Polisi.
Sebelum sampai di pos polisi, masih ada nih cerita menariknya. tiba-tiba motorku yang dikendarai pak polisi tadi kehabisan bensin! dengan sabar pak polisi mendorong motorku sejauh 500 meter. asli! rasa gugupku ilang diganti dengan ngakak! dalam hati yang terdalam aku bilang "pertama dalam sejarah motorku, pak polisi menuntunnya sejauh itu.
Sesampai di pos, mulailah pertanyaan pertanyaan yang sudah disusun rapi dimulai, aku yang nggak mempersiapkan jawaban-jawaban yang rapi kujawab aja seadanya sambil memperhatikan rekannya yang sedang terlelap tidur di tempat duduknya nggak keliatan sih kalau dia tertidur, wajahnya ditutup pake topi polisi apalah namanya itu kurang tau. yang jelas suara ngoroknya cukup meyakinkan kalo si polisi sebelahnya itu lagi bermimpi indah.
Saking asiknya perhatiin rekannya, aku hampir lupa kalau udah sampai di sesi tawar menawar. nah ini saat2 yang paling menentukan.
Polisi 1 : gimana mas, mau lanjut ke pangadilan atau dipercepat aja, kalau dipercepat biaya tilang semuanya sebesar 250.000 nah kalau dibawa kepengadilan biayanyaaaaa,...... (diam sejenak) biayanya bisa lebih dari satu juta! fyuh,,, dua-duanya pilihan yang nggak enak sih, tapi anak kecil aja tau kalau pilihan pertama lebih baik.
Ya sudah dengan setengah nggak ikhlas, kuserahkanlah 250.000 rupiah dan segera kuisi motorku dengan bensin, lalu aku cabut pergi.. dibagian ini kupercepat aja ceritanya soalnya di bagian ini kurang menarik.. (masa kumesti cerita pas dorong motor nyari penjual bensin eceran yang jaraknya jauh! kan aku jadi maluu.. heheh)
Singkat cerita, hari ini terpaksa bolos kuliah, pulang kerumah, tidur siang! berusaha mencari mimpi indah selain kejadian yang baru saja terjadi... itu ceritaku.. apa ceritamu?
nah kalau biasanya dalam kisah nyata itu ada bagian evaluasi, atau saran,nah nih aku tambahin ..
1. jangan melanggar peraturan lalu lintas
2. jangan mencuri ( lho apa hubungannya? gpp, dari pada jangan membunuh?)
3. jangan lupa pakai spion( nanti nggak bisa liat kalau ada polisi dibelakangmu)
4. pas ditilang, cobalah buat tawaran sanksi paling rendah... nah point ini sangat mudah bagi wanita2 cantik...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar