Radio merupakan sarana penyampaian informasi pada khalayak ramai yang dapat di dengar dalam waktu bersamaan di suatu wilayah tertentu. Program yang di sajikan juga beragam, mulai dari siraman rohani, humor, berita, berbagai tips kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya.
Maju mundurnya suatu organisasi adalah tergantung dari manajemen organisasi itu sendiri, Tidak terkecuali dengan Radio Komunitas. Bagaimana ia dapat mengatur SDMnya, programnya, keuangannya dan hal lainnya yang menyangkut dengan kelancaran organisasi tersebut.
Dan satu hal yang tidak dapat terpisahkan dari radio adalah presenternya. Dimana presenter ataupun penyiar adalah ujung tombak radio yang turut mendukung jalannya suatu acara ataupun program radio.
Seringan dan seberat apapun sebuah pekerjaan, ketika itu menjadi tanggungjawab, maka harus ditunaikan. Demikian halnya tugas seorang penyiar radio.
Aku mulai menjadi penyiar kurang lebih dua tahun yang lalu. Aku terdorong untuk bersiaran di radio komunitas yang notabene adalah milik masyarakat ini, karena melihat kalau radio ini adalah milik bersama sehingga kita punya tanggungjawab bersama pula untuk mengembangkannya. Selain itu, aku juga memiliki hobby berkumpul dan berkomunikasi dengan banyak orang.
Di kalangan penyiar sendiri sangat terkenal istilah “padamu negeri”. Sebagian mencemooh, sebagian justru menyampaikan penghargaan. Yang pasti kami semua penyiar radio ini tetap semangat bersiaran setiap hari.
Masalah lain yang mengganggu adalah aliran lsitrik yang tiba-tiba padam. Seluruh persiapan dan pengorbanan untuk bersiaran rasanya menguap entah ke mana. Rasa kesal sudah pasti memuncak.
Ketika ditanya, apa sih untungnya menjadi penyiar relawan, hal ini kuanggap sebagai suatu pengabdian. Sebagiamana pepatah Bung Karno yang amat terkenal “Jangan tanya apa yang pernah Negara berikan kepadamu, tapi coba tanya pada dirimu apa yang pernah engkau perbuat untuk Negara ini”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar